Wonosobo, WartaHukum.com - Terapi Choyang gratis hadir di Wonosobo tepatnya di jalan raya Kertek Wonosobo, Dukuh Kenteng Desa Bojasari. Terapi ini banyak diburu warga masyarakat, minat mereka luar biasa untuk mengikuti terapi kesehatan tersebut. Dari berbagai pelosok desa, mereka datang berbondong bondong.
Tidak ada persyaratan apapun agar bisa ikut terapi tersebut. Menurut Allan, salah satu guru dari choyang mengatakan jika ingin terapi datang saja langsung ke kantor Choyang, mendaftar, mendapat no antrian, bersabar menunggu giliran sambil mendengarkan presentasi pengenalan terapi choyang yang dipandu oleh staf guru Choyang dan kemudian intinya terapi sekitar 20 -25 menit.
Di Choyang Kenteng Bojasari tersebut di pandu oleh 5 orang guru, yaitu Allan, Rizqi, Dewi , fitri dan Endah. Mereka dalam melayani pasien sangat ramah, sabar dan telaten. Setiap pasien baru maupun lama langsung dipandu dengan gaya mereka masing masing, namun tidak menghilangkan senyum dan keramahan mereka.
Menurut Rizqi, salah satu guru Choyang menjelaskan mengenai alat terapi untuk membantu Kesembuhan berbagai keluhan penyakit.
"Alat - alat yang Kami pakai di Choyang ini sebagai alat untuk mencari jalan kesembuhan. Namun saja kesembuhan itu hanya milik Allah SWT. Penyakit Allah yang datangkan, dan Allah yang hilangkan. Sehingga Choyang sebagai perantaranya," papar Rizky.
Terapi Choyang ini memang mempunyai tingkat kepedulian sosial yang tinggi. Mengapa? Karena selama terapi berlangsung, pasien yang berkunjung tidak dipungut biaya sepeserpun, dan mereka memang menitik beratkan pada layanan sosial. Sehingga tidak salah jika Choyang langsung diburu masyarakat saat ini, apalagi di saat pandemi seperti sekarang , terapi Choyang sangat membantu. Terbukti dari bukanya Choyang sekitar 4 bulan yang lalu Choyang sudah menerapi hampir 1000 orang.
"Dengan adanya cabang Choyang di Kabupaten Wonosobo ini, semata-mata ingin membantu warga Wonosobo yang sakit supaya bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya, karena kesehatan itu mahal, dan mudah-mudahan dengan adanya terapi gratis ini masyarakat terbantu," harap Allan saat ditanya tanya awak media setelah season terapi selesai.
Tergelitik dengan gratisnya Choyang, menimbulkan tanda tanya bagi awak media dari mana para karyawan Choyang dibayar. Karena setelah ditanya dari salah satu staff nya, mereka tetap dibayar sesuai UMR. Sehingga awak media Wartahukum.com pun menanyakan kepada Dewi salah satu staff guru perihal pendapatan Choyang sehingga Choyang bisa membayar karyawannya dan bisa beroperasi dengan tetap mengedepankan layanan sosial yaitu dengan terapi gratisnya.
"Kami itu mempunyai banyak cabang, sehingga menggunakan sistem subsidi silang. Choyang itu sebenarnya menjual alat-alat terapi, seharusnya marketingnya kita harus menggunakan iklan di tv, endorse artis , dan lain sebagainya, namun itu tidak kami lakukan. Market kami justru menggunakan masyarakat itu sendiri. Mereka kami beri terapi gratis, ketika banyak yang cocok, tentunya dari mulut ke mulut, mereka akan menyebarkan, dari keluarga, tetangga dan teman," ujar Dewi.
Kemudian Dewi melanjutkan jika marketing yang mereka pakai adalah experiential marketing, yaitu dengan banyaknya orang yang sudah mencoba dan merasakan manfaat serta mendapatkan kesembuhannya, diharapkan mereka akan melakukan promosi ke saudara, tetangga dan teman temannya, dan akhirnya membeli alat-alat terapi yang dijual karena kebutuhan untuk kesehatan misal gelang dan kalung batunya.
"Namun kami tidak pernah memaksa, kami hanya menawarkan saja, dan terapi gratis ini akan tetap dan terus ada untuk masyarakat walau mereka tidak membeli," imbuh Dewi.
Awak media menelusuri dan melakukan obrolan dengan beberapa pasien untuk berbagi pengalaman setelah mereka melakukan terapi Choyang. Sebut saja Purwanto warga Krakal Kertek, Dia mengaku sangat merasakan sekali manfaat terapi gratis Choyang ini.
"Saya datang kesini awalnya mempunyai keluhan sesak nafas, jalan beberapa meter saja tidak kuat, setelah terapi dicoba untuk lari saya alhamdulillah bisa lari sejauh 2 km. Saya sangat bersyukur. Terima kasih Choyang, dengan terapi Choyang ini saya lebih sehat," bebernya.
Lain Purwanto lain Budi bahkan penulis sendiri. Budi Awalnya datang dengan membawa keluhan badan ngilu, jarang bisa tidur nyenyak dan sering pusing, namun setelah ikut terapi dia merasa semakin sehat dan tidak mau melepas kesempatan langka tersebut dengan rutin datang setiap hari.
Terapi Choyang dimulai dari jam 7.00 Wib hingga jam 17.00 Wib. Apabila datang sebelum jam 14.00 Wib maka akan mendapatkan terapi dengan tambahan alat terapi lain. Dan pada hari tertentu akan dibagi air alkalin secara cuma cuma yang menjadikan tubuh menjadi sehat.
("etik")
Tidak ada komentar:
Tulis komentar