Wonosobo, WartaHukum.com - Enam jam sebelum Kegiatan Di Gelar, beberapa Kepala Desa yang menamakan dirinya Paguyuban Kades Kecamatan Kalibawang menyatakan tidak mengijinkan diselenggarakan Event Parade Seni Gunung Sarru, yang berlokasi Desa Tempurejo, Kecamatan Kalibawang, dengan alasan karena mereka tidak dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
Budi adalah Pengelola Wisata Alam Gunung Sarru dilahan milik perhutani yang berbatasan dengan Desa Tempurejo, 7 tahun Budi mengelola Destinasi tersebut, awalnya beranggota 40 orang hingga tersisa saat ini 8 orang.
Berawal pada Oktober 2021 Budi dan para anggota Pokdarwis Gunung Sarru, bersama Komunitas Pencinta Alam Kalibawang (Kompak), berinisiasi membuat event Lomba Tari Lengger. Karena tidak menguasai kesenian tari tradisional tersebut, maka meminta kepada Pengurus MASASTRO ( Masyarakat Adat Seni Budaya Tradisi Wonosobo) untuk membantu tatacara penilaian lomba dan sekaligus menginformasikan kepada sanggar-sanggar seni yang ada di wilayah Wonosobo.
"Dari hasil diskusi akhirnya berkembang, bila eventnya menjadi event skala kabupaten yang awalnya hanya event desa sederhana. Alhasil bergabunglah 9 komunitas terlibat dalam kegiatan tersebut yaitu Pokdarwis Gunung Sarru, Kompak, MASASTRO, Komunitas Peruma Wonosobo (Pametri Jiwo), Pusaka Nusantara, Tudung Angin, HPPW (Himpunan Penggemar Photo Wonosobo), Pawon Jogan (DIY), dan PWOIN (Perkumpulan Wartawan Independen Nusantara)," ungkap Budi, Sabtu (05-02-2022).
Ijin lisan koordinasi dan surat pemberitahuan dari panitia kepada pemangku kebijakan baik Kepala Desa, Camat, Polsek, Koramil, Ka.Diparta, Ka. Diskominfo, Ka. Dinsos, Wabup dan Bupati sudah dilakukan dan seluruh komponen mengapresiasi semangat panitia dan komunitas.
"Dengan semangat kebersamaan penuh persaudaraan, kontribusi pemikiran para seniman / pemerhati seni dan para penggiat wisata dengan biaya swadaya akhirnya dikemas acara semenarik mungkin, apresiasi seni total dengan rakaian acara selain lomba tari topeng Lengger juga seniman akan menyuguhkan pertunjukan seni angklung, seni bundengan, lukis on the sport, hunting foto, perform art printing, dan sebagainya," lanjutnya.
Masyarakatpun sangat antusias menyambut kegiatan apresiasi seni tersebut.
"Ada pula kegiatan pemberdayaan ibu-ibu PKK desa tersebut yaitu pembuatan sabun dan lilin sumbangan dengan bahan bekas minyak goreng (jelantah) komunitas Pawon Jogan Jogja. Masyarakat telah menyiapkan rumah-rumahnya untuk homestay para tamu, panitia pun menyiapkan tenda Dum sebanyak 30 tenda untuk Camping Art para seniman, Rangkaian acara tersebut telah dipersiapakan oleh panitia sejak November 2021," ujarnya.
Jum'at siang, 4 Februari 2022 persiapan sudah 99% matang, seluruh perlengkapan sdh terpasang sesuai setting panitia dan seniman, tamu seniman dari Jogja, Bandung, Lamongan dan beberapa dari luar kota sudah mulai berdatangan.
Panitia melayangkan ijin pada ketua satgas covid-19 ke Camat Kalibawang, Kamis 3 Februari 2022.
"H-7 secara pribadi dan mewakili panitia Saya, Ketua Panitia didampingi seorang penasehat panitia memohon ijin dan dukungan Supangat selaku Kepala Desa Tempurejo tempat kegiatan berlangsung. Disampaikan Supangat akan memberikan dukungan kelancaran acara namun tidak bisa memberikan bantuan anggaran karena mendadak dan untuk anggaran desa harus diajukan 1 tahun sebelumnya, disampaikan juga pada Ibu Kades untuk mengajak ibu-ibu PKK Desa Tempurejo untuk mengambil kesempatan Pelatihan pembuatan sabun dan lilin dari bahan minyak jelantah dan disambut dengan baik oleh ibu Kades karena selama ini PKK belum memiliki kegiatan edukasi yang bermanfaat untuk ibu-ibu PKK," katanya.
Budi menyatakan bahwa setelah komunikasi dengan Kades, Panitia memberikan penghormatan kepada Kades dengan membuatkan Piagam untuk para seniman yang mendukung dan melakukan apresiasi seni di Gunung Sarru dengan membubuhkan tanda tangan di piagam atas nama ketua panitia dan kepala desa.
Jum'at malam 4 Februari 2022 pukul 19.00 WIB, panitia mendapat informasi bahwa paguyuban kepala desa Kalibawang tidak mengijinkan kegiatan dilaksanakan dan diminta menemui para paguyuban tersebut yang sedang mengadakan rapat, untuk diklarifikasikan dengan baik.
Mendengar hal tersebut Ketua Panitia Budi didampingi penasehat acara menghadiri rapat yang sedang berlangsung di Rumah Kades Karangsambung, Nur.
Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Kades Tempurejo (Supangat), Kades Karangsambung, Kades Kalikarung, Kades Depok, dan Kades Dempel, Kades Kalialang.
Diwakili oleh Supangat hasil rapat paguyuban Kades Kecamatan Kalibawang disampaikan,
" Kami sudah melakukan rapat bersama paguyuban Kades Kecamatan Kalibawang dan setelah dipertimbangkan hasilnya meliputi yang pertama panitia sejak awal tidak melibatkan Kepala Desa sebagai Penguasa Desa yang sah dan juga tidak ada komunikasi yang baik antara panitia dengan kami selaku Kepala Pemerintahan Desa yang sah. Makanya saya keluar dari group Pokdarwis dan Nomer Hp Budi saya blok karena tidak menghargai saya" jelas Supangat.
Lanjut dia, "Di samping itu Situasi kondisi saat ini sedang tidak baik-baik saja mengingat peningkatan kasus covid-19 di Wonosobo meningkat, dan panitia belum mengantongi ijin satgas Covid setempat dan pusat (kabupaten)," tambah Supangat
Utusan dari Camat hadir dalam pertemuan tersebut menyampaikan jika di Kecamatan Kalibawang yang diperbolehkan saat situasi seperti ini baru boleh kegiatan pengajian dan hajatan, selain 2 kegiatan tersebut belum boleh diselenggarakan.
"Untuk menjaga kondusifitas antar desa di Wilayah Kalibawang agar masing-masing desa yang menyelenggarakan kegiatan untuk saling koordinasi antar Kades. Saat Pak Supangat datang ke kecamatan menceritakan banyak hal berkaitan dengan siapa-siapa terlibat pada kegiatan tersebut dan belum ada koordinasi dengan pemdes Tempurejo saya pun tidak tau menahu, karena kami juga belum diberitahukan adanya kegiatan tersebut yang sudah dipublikasikan dengan pesat, dengan adanya hal tersebut tentunya menjadi ketidak nyamanan para kepala desa di kecamatan Kalibawang." Ungkap Budi menirukan pihak Kecamatan dan di iyakan penasehat acara yang hadir.
Heri Kades Kalikarung menegaskan, "Kesimpulan dari rapat kami tadi, setelah Pak Kades Tempurejo mengumpulkan kami intinya untuk kegiatan Parade Seni Gunung Sarru untuk ditunda sampai situasi aman, dan kami Paguyuban Kades Kecamatan Kalibawang siap mendukung penuh untuk kegiatan-kegiatan di Kecamatan Kalibawang. Kami berterima kasih kawan-kawan komunitas peduli dengan daerah kami dan kami sampaikan permohonan maaf, mohon bisa dipahami atas keputusan yang sudah disepakati bersama dari kami".
Akhirnya panitia dengan belum turunnya Surat ijin dari satgas Covid 19 akhirnya dengan sangat menyesal harus menerima keputusan Paguyuban Kepala Desa Kecamatan Kalibawang tersebut.
Budi malam itu juga 4 Februari 2022 dengan didampingi penasehat kegiatan menyampaikan kepada anggota panitia yg terlibat dan beberapa komunitas yang ada di lokasi pada pukul 11.30 WIB.
"Saat mendengarkan penjelasan dari ketua panitia yang diwakili penasehat seluruh yang hadir sempat emosi menyalahkan kepala desa Tempurejo, situasi tegang dan panik, bahkan beberapa relawan akan mendatangi kades Tempurejo, tangisan campur kekecewaan ibu-ibu yang sudah mempersiapkan konsumsi sedemikian rupa tak terbendung, cacian dan makian para relawan dari beberapa komunitas pun tak terelakkan, banyak yang menawarkan untuk bernegosiasi dengan kades Tempurejo dan Paguyuban Kades Kalibawang, namun karena nampak emosional mereka, panitia dan penasehat melarangnya. Setelah melalui perdebatan panjang sampai pukul 02.00 dini hari akhirnya situasi bisa dikendalikan berkat pengarahan penasehat," bebernya.
Lesty Gepak Ndeso Komunitas Pawon Jogan ketika diberitahukan kabar tersebut sangat kaget dan empati kepada panitia, namun tetap akan datang dengan rombongan untuk melakukan kegiatan sosial, pelatihan kepada ibu-ibu PKK Tempurejo, namun hal tersebutpun menurut informasi dari ibu-ibu warga Tempurejo telah digagalkan oleh Ibu Kades.
Sabtu 5 Februari 2022 pagi, panitia melakukan doa bersama komunitas yang hadir di lokasi, atas apa yang mereka alami dan rasakan untuk semua di serahkan kepada Yang Maha Kuasa dan diambil hikmahnya. Dan dilanjutkan menggelar acara hunting foto bersama tanpa ada pertunjukkan apapun.
Simpati dan empati datang dari beberapa segala penjuru komunitas, pelaku pariwisata, pelaku seni, para pejabat, bahkan Kepala Desa diluar Kecamatan Kalibawang atas kegagalan acara tersebut.
Tamsir selaku salah satu Tokoh Kesenian Lengger menyampaikan pada awak media bahwa atas kejadian tersebut akan memberikan sanksi pada Kecamatan Kalibawang atas keputusan Paguyuban Kades Kalibawang tersebut.
"Untuk seluruh sanggar tidak ada pagelaran tari topeng Lengger di kecamatan Kalibawang sampai waktu yang belum bisa ditentukan," paparnya.
Bahkan dia menyampaikan apabila ada sanggar akan tampil di Kecamatan Kalibawang untuk menolak dan menggelar Lenggeran di lokasi lain dan biaya dia yang akan tanggung.
("tim")
Tidak ada komentar:
Tulis komentar