Purworejo, WartaHukum.com - Pasca peristiwa ratusan personil gabungan yang diterjunkan di Desa Wadas, Kecamatan Bener pada Selasa (9/2), Kapolda dan Gubernur Jawa Tengah turun langsung ke Purworejo. Ganjar Pranowo dan Irjen Pol Ahmad Lutfi didampingi Kasdam IV Diponegoro Jateng, Brigjend TNI Parwito menggelar konferensi pers di Mapolres Purworejo bersama BPN Jawa Tengah, BBWSO serta pihak terkait lainnya untuk memberikan klarifikasi mengenai pengamanan di Wadas yang berujung 64 orang terpaksa diamankan.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Lutfi mengatakan, pihak kepolisian hanya akan menahan warga selama 1×24 jam demi keamanan di Desa Wadas. Para warga juga akan segera dibebaskan.
“Kita bukan menahan tapi mengamankan, karena ada potensi gangguan keamanan boleh (menahan) 1×24 jam dalam rangka menjadikan jaminan keamanan pada masyarakat, dan hari ini termasuk Daniel (salah satu staf LBH Yogyakarta) dan 64 lainnya akan kita kembalikan,” paparnya.
Pihaknya juga membantah bahwa sulitnya sinyal dan matinya listrik sebelum pengukuran adalah ulah pihak kepolisian.
"Jangankan handphone, HT anggota itu di atas tidak bisa tembus itu, jadi susah sinyal di sana, untuk listrik mati, tanyakan kepada PLN kenapa itu mati, bukan kebijakan polisi,” katanya.
Pihaknya menegaskan kehadiran polisi di Wadas adalah untuk mendampingi pengukuran tanah agar berjalan dengan kondusif.
“Yang jelas kehadiran polisi adalah untuk memfasilitasi dan mengamankan kegiatan, tidak ada sedikitpun tindakan yang dilakukan oleh Polri yang sampai mencederai masyarakat,” ucap Kapolda.
Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo menegaskan, pengukuran tanah akan tetap berlangsung meskipun ada beberapa permintaan dari berbagai pihak untuk menghentikan.
“Apakah quarry akan tetap bergulir disitu, pada saat pemilihan lokasi 10 pakar sudah dilibatkan, sehingga yang memungkinkan untuk kita bisa mengambil (quarry) sesuai dengan kebutuhan adalah di Wadas, tugas kami selanjutnya adalah mengkomunikasikan kepada yang belum setuju, agar semuanya bisa memahami, saya khawatir informasi yang tidak diberikan secara lengkap bisa memberikan prespektif yang berbeda-beda,” jelas Ganjar.
("et")
Tidak ada komentar:
Tulis komentar