![]() |
*Keterangan foto:* SPBU 35.156.03 Sumur Bandung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten. |
Tangerang, WartaHukum.com – Soal insiden yang terjadi di SPBU Sumur Bandung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Minggu dini hari, 25 Desember 2022, sekitar pukul 01.40 WIB, Ahmari selaku operator SPBU Sumur Bandung mengakui bahwa saat mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM), dirinya tidak tahu kalau kendaraan tersebut pelat merah.
“Waktu ngisi itu saya gak tau kalau itu mobil pelat merah. Karena saya baru, baru beberapa minggu kerja di sini. Jadi saya isi aja itu. Cuma ngisi 100 ribu. Waktu itu memang saya tidak lihat pelat nomornya. Hanya nanya ke sopirnya aja, berapa pelat nomornya, gitu aja,” ujar Amhari kepada awak media, Selasa, 27 Desember 2022.
Amhari juga mengaku, saat itu dirinya tidak melihat pelat nomor kendaraan tersebut. Ia baru tahu setelah ada seseorang yang datang menghampirinya bahwa itu kendaraan pelat nomornya merah.
“Berhubungan saya baru, jadi gak tau. Tau-tau pas ada orang yang nyamperin dan bilang bahwa itu mobilnya pelat merah gak boleh diisi BBM jenis Pertalite. Itu saya baru taunya,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu pengawas di SPBU Sumur Bandung, Edi kepada media ini mengaku bahwa operator yang mengisi kendaraan pelat merah saat kejadian pada Minggu dini hari tersebut tidak tahu kalau kendaraan tersebut pelat nomornya merah.
“Waktu kejadian itu bukan saya pengawasnya, tapi saya udah nanya ke pengawas saat malam itu terkait insiden tersebut. Infonya pihak LSM dan Media dengan konsumennya yang ribut-ribut,” ujarnya.
Kalau soal aturan pengisian Pertalite, kata Edi, sudah ada SOP-nya. Menurutnya, ada kendaraan tertentu yang dilarang atau tidak dilayani mengisi BBM jenis Pertalite.
“Ya seperti mobil pasir, mobil puskesmas (ambulan), dan mobil pelat merah lainnya. Itu kita tidak layani mengisi Pertalite. Kita akui kita kecolongan, harusnya mah gak boleh pelat merah ngisi Pertalite. Mungkin si operatornya gak sadar, karena itu kan shift tiga, mungkin operatornya ngantuk atau apalah,” tuturnya.
Edi juga mengatakan, operator tersebut masih baru, baru dua minggu bekerja di SPBU Sumur Bandung. Kalau aturan dari Pertamina, kata Edi, kendaraan pelat merah memang tidak boleh mengisi BBM jenis Pertalite.
“Hanya saja, operator yang ngisinya ini kan anak baru. Mungkin lupa atau tidak tau. Jadi makanya dia isi aja. Kalau anak lama itu sudah tau. Memang sering kejadian, seperti mobil ambulan minta ngisi Pertalite, lalu kita gak kasih. Pelat merah juga kita gak kasih, terus mobil pasir kita gak kasih, cuma pas malam itu doang tuh. Terus terang saya gak tau ini kesalahan dari sopirnya atau operatornya, saya gak tau,” pungkasnya.
Terkait pelat nomor, kata Edi, biasanya pihak operator menanyakan ke pihak sopir dan tidak melihat langsung pelat nomor kendaraannya.
“Biasanya seperti itu, operator tanya ke sopir. Om berapa pelat nomornya. Jadi kita gak lihat itu pelat merah atau bukan. Jadi hanya disebutin aja. Gak taunya pelatnya merah. Jadi biasanya hanya sebutin pelat nomornya aja sama si sopirnya,” jelasnya.
Terkait keamanan, kata Edi, di SPBU Sumur Bandung sudah ada petugas Security.
“Ya kalau ada ribut-ribut pasti diamanin sama Security. Saat kejadian itu, Security juga ada dan sempat nyamperin,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Endang, seorang pengawas saat terjadinya insiden pada Minggu dini hari tersebut mengatakan, bahwa permasalahan tersebut sudah beres (selesai-red).
“Ya sudah beres pak. Pihak LSM dan Media sama konsumennya waktu itu sudah selesai. Terkait SOP, biasanya kita memang dicatat pelat nomornya, sebelum pengisian memang wajib dicatat dulu pelat nomornya kalau ngisi Pertalite,” ujarnya.
Saat insiden itu, kata Endang, memang tidak dilihat pelat nomornya sama si operator hanya ditanya aja.
“Memang operatornya ini masih training, jadi dia tidak tau kalau mobil pelat merah itu tidak boleh diisi Pertalite. Saat itu, dia hanya ditanya saja. Ya biasanya kalau mobilnya pepetan kita nanya aja pelat nomernya ke sopirnya, bang pelat nomornya berapa,” jelas Endang.
Terkait SOP, kata Endang, semua operator sudah tau terkait SOP pengisian BBM, khususnya pengisian BBM jenis pertalite bagi kendaraan pelat merah.
“Sudah jelas kita ada SOP-nya, seperti soal pengisian BBM jenis Pertalite bagi kendaraan pelat merah itu tidak boleh ngisi. Kita pastikan operator di sini sudah tau semua SOP itu. Memang kalau operator yang masih traning itu belum tau semua tetang SOP di kita, salah satunya itu soal kendaraan pelat merah, atau mobil lain, kurang paham mungin dia. Ya karena masih training jadi dia belum paham,” tutupnya.
Seperti diketahui, terjadi insiden keributan antara LSM dan Media dengan pengendara di SPBU Sumur Bandung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Minggu dini hari, 25 Desember 2022, sekitar pukul 01.40 WIB.
Salah seorang penumpang kendaraan, Erna kepada media ini mengatakan, seharusnya pihak SPBU (operator SPBU-red) mengingatkan agar kendaraan pelat merah tidak boleh mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite (BBM Bersubsidi-red).
“Iya harusnya kan pihak pom mengingatkan aturannya,” ujar Erna kepada media ini, Senin, 26 Desember 2022.
Erna menjelaskan, kejadian tersebut berawal ketika dirinya melintas di wilayah Tangerang menuju Serang. Ketika tiba di wilayah Sumur Bandung, dirinya meminta sang sopir untuk mengisi BBM.
“Waktu itu saya abis antar barang, mobil udah mau abis bensinnya. Saya suruh driver saya untuk isi bensin. Kata saya ke driver, bang isi bensin dulu ya, Pertamax ya bang. Lalu mobil masuk ke pom bensin. Usai mengisi BBM, driver saya bilang ‘udah Bu, tapi kita diisinya Pertalite’. Terus saya jawab, ‘emang bisa, ini kan ini pelat merah’. Ya Bu bisa, kata driver saya. Jawab saya waduh,” tutur Erna.
(*/red)
Tidak ada komentar:
Tulis komentar