Sabtu, 12 Oktober 2024

Pemerintah Rusia Meningkatkan Cadangan Logam Mulianya




Emas (GLD)



Hubungan antara harga emas dan yield obligasi menunjukkan bahwa pandangan umum tentang hubungan invers keduanya mungkin terlalu sederhana. Yang perlu lebih diperhatikan adalah yield riil, bukan nominal. Ada sebuah pola yang terjadi yaitu bahwa saat yield riil naik, harga emas cenderung turun, terlepas dari pergerakan yield nominal. Analisis historis yang mendalam menunjukkan bahwa pola kenaikan harga emas yang diikuti oleh penurunan saat yield obligasi tertentu mencapai puncaknya telah terulang beberapa kali. Dengan demikian, meskipun saat ini yield obligasi sedang menurun, kondisi pasar saat ini menunjukkan potensi penurunan harga emas di masa depan, terutama pada saham-saham pertambangan junior.


Investor emas perlu lebih memperhatikan yield riil dan pola historis pasar untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik, karena hubungan antara emas dan yield obligasi lebih kompleks daripada sekadar hubungan invers sederhana.


Perak (SLV)



Pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan cadangan logam mulianya secara signifikan senilai 535.5 juta dollar. Rencana ini mencakup pembelian sejumlah besar emas, perak, dan logam kelompok platinum seperti palladium, platinum, dan rhodium. Keputusan ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk keinginan untuk diversifikasi aset, menjaga stabilitas ekonomi di tengah sanksi internasional, dan mendukung industri pertambangan domestik. Selain itu, meningkatnya permintaan global untuk logam mulia, terutama perak yang digunakan dalam industri energi terbarukan, juga menjadi pertimbangan penting. Dengan menambah cadangan logam mulia, Rusia tidak hanya memperkuat posisi keuangannya di tingkat global, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan industri pertambangan dalam negerinya.


Intinya: Rusia sedang aktif membangun kembali cadangan logam mulianya sebagai bagian dari strategi ekonomi jangka panjangnya, yang didorong oleh berbagai faktor mulai dari stabilitas ekonomi hingga dukungan terhadap industri domestik.


Minyak (USO)



Ekspor minyak mentah Iran mengalami penurunan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, terutama setelah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Ancaman serangan Israel terhadap fasilitas minyak Iran telah membuat pasar minyak dunia waspada. Jika terjadi serangan, pasokan minyak global, khususnya dari Timur Tengah, berpotensi terganggu. Hal ini dapat mendorong kenaikan harga minyak mentah dunia secara signifikan. Meskipun demikian, analis memperkirakan bahwa kenaikan harga minyak tidak akan terlalu drastis karena adanya kapasitas produksi cadangan yang besar dari negara-negara OPEC+ dan kemungkinan pelepasan cadangan minyak strategis oleh negara-negara konsumen besar seperti AS. Namun demikian, situasi geopolitik yang tegang di kawasan tersebut tetap menjadi perhatian utama bagi pasar energi global.


Intinya: Ketegangan antara Iran dan Israel berpotensi mengganggu pasokan minyak global, terutama dari Timur Tengah, dan mendorong kenaikan harga minyak dunia.


Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan consulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489


Sumber : (Global Financial Quotient Fund Indonesia, Jakarta, 11 October 2024)


Penulis: Regen Lee

Show comments
Hide comments
Tidak ada komentar:
Tulis komentar

Berita Terbaru

Back to Top