Emas (GLD)
Harga emas mengalami penurunan pada hari Selasa kemarin. Penyebab utama penurunan ini adalah penguatan dolar AS yang membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Selain itu, kenaikan imbal hasil obligasi AS juga mengurangi minat investor terhadap emas. Ekspektasi penurunan suku bunga AS yang semakin rendah akibat data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan turut menekan harga emas. Meskipun ada potensi peningkatan permintaan emas sebagai aset aman akibat konflik global, namun pengaruhnya saat ini masih terbatas. Investor saat ini fokus pada data ekonomi AS dan pernyataan pejabat Federal Reserve untuk melihat arah pergerakan harga emas selanjutnya.
Perak (SLV)
Harga perak turun hari ini 3,3% di tengah menguatnya dolar AS. USDIDX naik hampir 0,08% hari ini, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun memperpanjang kenaikan lebih dari 1 bps menjadi 4,035%, mencapai level yang belum pernah terlihat sejak akhir Juli. Pasar sepenuhnya memperkirakan sekarang hanya satu pemangkasan suku bunga Fed tahun ini, sebesar 25 bps.
Anggota Fed Kugler berkomentar hari ini bahwa jika data inflasi (laporan CPI AS bulan September dijadwalkan pada hari Kamis pukul 13:30 BST) tidak menunjukkan perbaikan, "normalisasi yang melambat akan tepat". Sebelumnya, mengutip Financial Times, Fed Williams mengatakan bahwa "Pemotongan suku bunga bulan September bukanlah pedoman masa depan". CEO JP Morgan, Jamie Dimon berkomentar hari ini bahwa soft landing memang sulit, tetapi ia berharap hal itu akan terjadi kali ini, meskipun tidak ada jaminan.
Minyak (USO)
Persediaan minyak mentah di AS melonjak 10,9 juta barel pada minggu yang berakhir 4 Oktober, jauh di atas perkiraan 1,95 juta barel, menurut The American Petroleum Institute. Meskipun harga minyak turun tajam, persediaan minyak mentah hanya menurun 5 juta barel sepanjang tahun ini. Department of Energy melaporkan peningkatan 0,3 juta barel di Cadangan Minyak Strategis, sementara WTI dan Brent turun drastis di tengah kekhawatiran pasokan dan permintaan yang lemah dari Tiongkok. Persediaan bensin turun 557.000 barel, dan persediaan minyak sulingan merosot 2,59 juta barel, dengan persediaan Cushing naik sebesar 1,359 juta barel. Hal ini merupakan salah satu faktor ETF minyak bumi dengan symbol USO turun sebanyak 4.31% dalam sesi hari Selasa kemarin.
Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan consulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489.
Sumber : (Global Financial Quotient Fund Indonesia,Jakarta, 9 October 2024)
Penulis: Regen Lee
Tidak ada komentar:
Tulis komentar